Rabu, 24 Juni 2015

Pesona di Talaud Bagian I



“PESONA DI TALAUD“
Bagian I

oleh: Santi
Editor: Luthfiyah Nurlaela & Anas Ahmadi

1.      Perjalanan Dari Juanda ke Talaud
KAMI peserta SM-3T Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Angkatan Kedua Penempatan di Kabupaten Kepulauan Talaud berangkat dari bandara Juanda Surabaya tanggal 11 Oktober 2012 dan kami berjumlah dua puluh Sembilan peserta. Kami boarding sekitar pukul 08.10 WIB dan tiba di Bandara Samratulangi Manado tepat pukul 12.00 WITA. Selanjutnya, kami segera dijemput oleh mobil menuju Hotel Metropolitan Inn untuk transit di Manado. Keesokan harinya, tanggal 13 Oktober 2012, kami berangkat ke Kabupaten Kepulauan Talaud naik pesawat Wings Air dari Bandara Samratulangi dan tiba di Bandara Melonghuane tepat pukul 13.00. Kami pun segera menuju kantor Kacabdin Dikpora di Melonghuane untuk serah terima dengan kepala sekolah masing-masing. Aku ditempatkan di SMP Negeri 2 Essang di Gemeh dan dijemput oleh bapak Kepala Sekolah yang bernama D.G Lasut. Setelah acara serah terima selesai, kami berangkat menuju tempat tugas masing-masing. Pukul 15.00, kami berangkat dari Melonghuane menuju Beo. Aku naik oto bersama dua rekanku yang penempatannya di Kecamatan Gemeh, yaitu Mas Gilang dan Mas Defi. Setelah perjalanan panjang dan melelahkan di oto (kendaraan darat di Talaud), pukul 22.00 aku tiba di Gemeh dan aku bertempat tinggal di rumah bapak Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Essang di Gemeh.

2.      Mabarek untuk Merayakan Natal dan Tahun Baru
Desa Gemeh Wantane adalah sebuah desa tempat aku  mengabdi. Acara yang paling berkesan di bulan Desember adalah Mabarek. Mabarek berasal dari bahasa Talaud (Taroda) yang artinya berjoget di jalan. Acara ini digunakan untuk merayakan Natal dan Tahun Baru 2013. Acara ini dimulai sejak awal Desember sampai tahun baru. Acaranya diikuti oleh semua kalangan usia dari anak-anak sampai dewasa. Mabarek dipimpin oleh seseorang yang memandu joget dan diiringi oleh sound system yang dibawa di gerobak dorong. Mabarek biasanya dimulai siang hari sampai tengah malam. Penduduk di sini sangat antusias untuk mengikuti mabarek karena sebagian besar penduduknya adalah Kristen. Aku sebagai peserta SM-3T bersama rekan-rekan seperjuangan yang berada di desa Gemeh, ikut serta meramaikan mabarek. Ini merupakan suatu pengalaman baru buatku karena di daerah asalku tidak ada acara seperti ini.

3.      Acara Pohon Terang (Pontrang)
Bulan Desember adalah bulan yang ditunggu-tunggu oleh sebagian besar penduduk di Desa Gemeh, Kecamatan Gemeh, Kep. Talaud yang nasrani. Sejak awal Desember, telah diadakan pohon terang (pontrang) di setiap Kelompok Rumah Tangga (KRT). Dalam acara pontrang, ada tari lilin yang dibawakan oleh anak-anak atau remaja dan ada acara menyalakan tujuh lilin di atas kayu salib yang dinyalakan oleh orang yang berbeda. Di Desa Gemeh ada dua belas KRT dan masing-masing KRT mengadakan pontrang pada hari yang sama. Jadi pada hari itu Desa Gemeh sangat ramai. Pontrang tidak hanya diadakan pada KRT, akan tetapi pontrang juga diadakan di Gereja Sahentimbang Gemeh yang dilakukan berurutan dari pontrang KPKP (kaum ibu), pontrang kaum pemuda, pontrang remaja dan anak-anak. Puncak acara pontrang adalah malam kudus, yaitu malam tanggal 25 Desember 2012. Acara dimulai pukul 21.00 dan selesai pukul 00.00. Setelah itu, masyarakat keluar dari gereja dan menyalakan kembang api secara meriah.

4.      Perayaan Tahun Baru 2013
Perayaan Tahun Baru Masehi merupakan acara adat yang dilakukan setiap tahunnya oleh masyarakat Desa Gemeh. Acara ini dirayakan dengan pesta kembang api dan mabarek keliling lapangan sepak bola Desa Gemeh. Pada tahun baru kali ini, yaitu tanggal 1 Januari 2013, sejak siang hari, masyarakat Desa Gemeh sudah memasang tenda sebanyak dua belas sesuai dengan jumlah Kelompok Rumah Tangga (KRT) yang ada di Desa Gemeh. Tepat pukul 23.00 tanggal 31 Desember 2012, masyarakat, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan camat Gemeh berbondong-bondong menuju lapangan sepak bola Desa Gemeh untuk memeriahkan acara. Menjelang pukul 00.00, tokoh adat berdoa untuk menutup tahun 2012 dan membuka tahun baru 2013. Tepat pukul 00.00, kembang api diluncurkan kali pertama oleh bapak Camat Gemeh dan diikuti oleh masyarakat. Pesta kembang api berlansung sangat ramai. Setelah pesta kembang api, acara dilanjutkan dengan mabarek mengelilingi lapangan sepak bola Desa Gemeh sambil diiringi musik mabarek sampai menjelang pagi atau sekitar pukul 06.00.
5.      Mencari Sinyal di Bulude
Di awal tahun baru 2013, hujan deras mengguyur Desa Gemeh setiap harinya. Hujan deras ini bermula sejak awal semester genap tahun ajaran 2012 / 2013, yaitu sejak tanggal 7 Januari 2013. Akibatnya, tower sinyal Gemeh yang berada di Desa Arangkaa mengalami kerusakan atau tepatnya tanggal 8 Januari 2013. Sejak saat itu, tidak ada sinyal di desa sekitar Gemeh yaitu Taruan, Arangkaa, Gemeh, Taturan dan Bambung. Alhasil, aku tidak bisa menghubungi keluarga di rumah. Karena sudah hampir satu minggu tower mengalami kerusakan, akhirnya pada tanggal 15 Januari 2013, aku dan rekan-rekan SM-3T yang berada di Desa Gemeh meminta izin dari sekolah untuk mencari sinyal di desa sebelah---Bulude, Kecamatan Essang. Kami naik oto pagi-pagi sekali selama satu setengah jam. Setiba di sana, kami segera telepon keluarga yang ada di rumah. Rasa tangis, bahagia, dan haru terluapkan saat itu. Alhamdulillah, tanggal 17 Januari 2013 teknisi dari Jakarta didatangkan, tower di Desa Gemeh sudah diperbaiki dan aku bisa berkomunikasi lagi dengan keluarga di rumah. Lega rasanya!

6.      Pergi ke Beo untuk Sholat Idul Adha
Sholat Idul Adha tahun 2012 ini agaknya berbeda dengan sholat Idul Adha pada tahun-tahun sebelumnya bagiku. Betapa tidak, tahun ini, aku berada di tanah pengabdian yang notabene sebagian besar penduduknya beragama Kristen Protestan alias Nasrani. Di sini tidak kujumpai masjid untyuk melaksanakan salat. Sehari menjelang salat Idul Adha, aku bersama rekan-rekan SM-3T pergi ke kota Beo untuk salat Idul Adha di sana. Kami naik oto (kendaraan darat) dari Gemeh sekitar pukul 13.00 kami berangkat, untuk mencapai kota Beo dibutuhkan waktu tempuh selama lima jam. Perjalanan dari Gemeh ke Sambuara agaknya penuh tantangan, jalannya berlubang dan tidak beraspal. Sebetulnya, waktu itu kami sedang berpuasa Arafah, kamipun membawa bekal untuk berbuka puasa. Sementara di kendaraan, kami mengumandangkan takbir  bersama.
Allahu akbar! Allahu akbar! Allahu akbar! Lailahaillahu wallahu akbar allahua akbar walillahilhamdu.
Seketika pecah tangis haru kami, ingatan kami merujuk pada keluarga masing-masing di rumah. Alhamdulillah, tepat pukul 18.00, kami mendengar suara azan di kota Beo dan kamipun segera berbuka puasa di oto. Aku merasa sangat bersyukur atas nikmat dan karunia ini. Tiba di Beo, rombongan kami menginap di “Resduk”-Bantik, di rumah kontrakan salah satu rekan SM-3T yang bertugas di sana. Keesokan harinya, kami bangun pagi dan segera berangkat ke masjid untuk menunaikan salat Idul Adha berjamaah. Senang rasanya!  

7.      Seleksi Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN)
Tibalah saatnya seleksi Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat SMP seKecamatan Gemeh yang dilaksanakan pada hari Sabtu 16 Januari 2013 bertempat di SMP Negeri 2 Essang di Gemeh tempat aku ditugaskan. Seleksi ini meliputi empat cabang olahraga, yaitu bola voli, catur, bulu tangkis, dan atletik. Pagi-pagi sekali para atlet sudah bersiap-siap di SMPN 2 Essang baik yang berjalan kaki, bersepeda motor maupun yang naik truk. Seleksi ini diikuti oleh tiga SMP yang berada di Kecamatan Gemeh, yaitu SMPN 2 Essang di Gemeh sebagai tuan rumah penyelenggara, SMPN 3 Essang di Mamahan, dan SMPN 3 Gemeh di Bannada. Akhirnya sampailah pada hasil seleksi yang menyebutkan bahwa cabang olahraga voli dimenangkan oleh tim SMPN 3 Gemeh di Bannada, catur dimenangkan oleh Gio dari SMPN 2 Essang, di Gemeh, Atlet pria dimenangkan oleh Tubagus Maarial dari SMPN 2 Essang di Gemeh, dan atlet putri dimenangkan dari SMPN 3 Gemeh di Bannada. Setelah seleksi, selanjutnya akan diadakan Training Center (TC) dimulai dari Desa Mamahan sampai Desa Gemeh. Itu saja catatan dariku hari ini.

8.      Libur Paskah Keliling Talaud
Libur Paskah telah tiba. Kebetulan liburnya agak lama. Mulai sejak 27 Maret 2013 sampai 1 April 2013. Kami peserta SM-3T akan mengikuti program kemasyarakatan untuk pembuatan papan jalan, papan apotek hidup, dan papan dapur hidup di Desa Tabang. Kami berempat yaitu aku sendiri, mbak Yunita, mbak Izza, dan mbak Ana berangkat dari Desa Gemeh sekitar pukul 05.30 naik oto-nya mas Ipan dan tiba di kota Beo pukul 11.00. Kamipun makan siang sebentar lalu melanjutkan perjalanan ke Tabang naik taksi gelap. Kami tiba di Tabang sekitar pukul 12.30 di kediaman SDK tempat salah satu rekan SM-3T yang bertugas di sana. Kegiatan kami di sana adalah mengecat papan jalan, papan apotek hidup, dan dapur hidup lalu memasangnya. Seusai melaksanakan program di Tabang, kami melanjutkan perjalanan untuk keliling Pulau Karangkelang. Sabtu pagi, sekitar pukul 09.00, kami berangkat ke Desa Dapalan naik oto (kendaraan darat) dan sebagian naik pambut (perahu kecil). Aku termasuk rombongan yang naik oto. Rombongan kami berjumlah empat belas dan semuanya perempuan. Luar biasa! Kebetulan sungai di Desa Binalang lagi pasang, jadi oto kami berhenti sampai di Binalang. Kami naik rakit untuk menyeberangi sungai kecil itu. Kemudian berjalan kaki di terik matahari yang begitu menyengat menuju Desa Riung untuk singgah sebentar di sana.
Setelah melepas lelah di Riung, perjalanan kami lanjutkan sekitar pukul 15.00, kami berjalan lagi ke Desa Dapalan dan menginap di sana karena hari sudah senja. Pagi harinya, Minggu pukul 06.00, kami berjalan kaki ke Desa Ganalo dan singgah dulu di Desa Ammat untuk sekedar minum teh. Selanjutnya, kamipun naik rakit untuk menyeberang dari Desa Ammat ke Desa Ganalo. Jam tangan menunjukkan pukul 09.00, akhirnya kami tiba di Ganalo. Kami beristirahat dan makan-makan di sana. Lanjut pukul 14.00, kami berjalan kaki ke Desa Bannada dan harus melewati hutan Desa Lahu yang naik turun, licin, dan amat melelahkan. Alhamdulillah kami tiba di Bannada tepat pukul 16.00 dan menginap di Bannada. Keesokan harinya, sekitar pukul 05.00 pagi, kami berangkat naik oto ke Desa Gemeh. Sementara rekan-rekan yang lain lanjut ke Bulude. Sungguh petualangan keliling pulau Karangkelang bersama rekan-rekan SM-3T yang sangat mengesankan dan tidak akan mungkin dapat kulupakan.  

9.      Monev di Bulude
Setelah pengabdian selama enam bulan atau setengah tahun, peserta SM-3T wajib dimonev. Monev tahap I dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) untuk peserta SM-3T Kecamatan Gemeh dan Essang bertempat di Desa Bulude. Monev dilaksanakan pada hari Senin, 8 April 2013 dan dihadiri oleh rektor Unesa, pak Yoyok, pak Sulaeman, bu Luthfi, dan bu Tri Sakti. Acara monev ini sangat berkesan karena ada acara penyembutan secara adat, tari adat dengan batok kelapa, tari Salsa, menyanyi lagu Laskar Pelangi, dan lagu Kami Peduli. Seusai acara, dilanjutkan ramah tamah dengan makanan khas Talaud seperti lobster, biak, ikan cakalang dan lain-lain. Kemudian terakhir evaluasi problem-problem selama di tempat tugas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar