Jumat, 17 November 2017

Ramadhan Super Dua Ribu Tujuh Belas



Ramadhan Super Dua Ribu Tujuh Belas
oleh: Santi

Bismillahirrahmanirrahim...
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam
Ya Allah, terima kasih untuk ramadhan yang sangat indah di tahun ini, tahun dua ribu tujuh belas. Sungguh luar biasa nikmat ramadhan yang hamba rasakan di tahun ini. Rasanya tak bisa terlukiskan oleh kata-kata.
Tuhan,
Kebahagiaan yang luar biasa telah aku rasakan di awal Juni. “ Juniii...kau tlah datang menghampiriku!”  “Aku bahagia, sungguh bahagia.” Ya, sekitar satu bulan yang lalu aku sudah beli tiket pesawat untuk pergi ke Jawa bersama suami dan anakku, pulang ke kampung halamanku, Jombang tepatnya. Alhamdulillah harga tiket masih terjangkau untuk penerbangan Labuan Bajo-Surabaya. Sekitar dua juta untuk kami tiga orang. Sekali lagi Alhamdulillah syukurku.
Juni...Juni...dan Juni di tahun ini,
Packing telah rampung,
Enam Juni sekitar pukul setengah delapan pagi, aku beserta suami, anak, ibu mertua dan Pur, keponakan perempuanku berangkat ke Labuan Bajo. Saat itu, ibu mertua sedang sakit dan butuh berobat di Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo. Seusai berobat, kami singgah di rumah adik Ipar, Ibu Hijrah di kompleks SMA Negeri 1 Komodo. Rasa pusingku tak tertahankan seusai mabok darat di mobil taksi. Segera aku rebahkan raga ini di tikar sembari menghirup napas segar. Tak lupa aku pesan nasi padang ke suamiku untuk makan sore. Hmmmm.... sungguh enak rasa nasi padang. Sip, sip, sip deh...!!! Siang pun berganti malam. Makan malam pun telah siap. Hmmm... kami tak sabar menikmatinya. Aku, suami, anakku, adik Ila, suaminya, dan juga Pur makan malam bersama. Sungguh enaknya makan bersama sampai sampai semua hidangan tersikat habis. Mantap deh si mbak Koki,,, senggol Pur.
Keesokan harinya, Tujuh Juni
Pagi-pagi sekali setelah sarapan pagi, kami bertiga naik mobil taksi menuju bandara Labuan Bajo. Sedangkan adik ipar naik ojek untuk mengantar kami. Di bandara, kami sudah ditunggu oleh Aini, sepupu kami, anak keempat dari Paman Rion dan juga Selviani anak ketiga dari Paman Ndikang. Mereka berdua akan kuliah di Malang, satu maskapai dengan kami. Riang, haru, sedih campur jadi satu. Aku juga ikut menangis saat melihat Aini dan Selvi berpisah dari orangtuanya untuk berkuliah di Malang. Tak terasa air mata ini keluar begitu saja.
Bersama maskapai Wings Air,
Waktu check in tlah tiba. Sekitar pukul 07.35 kami berlima membawa barang-barang untuk dibawa ke bagasi. Usai itu, kami keluar lagi untuk lagi-lagi berpamitan pada paman dan bibi. Lagi-lagi menangis dan menangis. Aku juga ikut cengeng.
Boarding pun tiba. Kami segera menuju ruang tunggu dan tak lama kemudian menuju pesawat. Ini kali pertama naik pesawat bagi anakku “Al” yang saat itu berusia satu tahun satu bulan. Saat pertama masuk pesawat, pramugari bertanya “Ibu, usia berapa anaknya?” dan aku pun reflek menjawab “sudah satu tahun”. Oh iya, silahkan duduk Ibu. Hmmm getar-getir rasanya hatiku. Aku pikir anak usia Al belum diizinkan naik pesawat.
Tepat pukul 10.35 WITA, pesawat Wings Air yang kami tumpangi lepas landas. Sebelum terbang, tak lupa aku membaca shalawat dan doa sapu jagat agar perjalanan udara kami selamat sampai tujuan. Aamiin. Aku, Al, dan suamiku satu tempat duduk. Kebetulan, aku duduk disamping jendela pesawat. Jadi kami bisa melihat pemandangan di luar pesawat dengan sangat jelas. Al begitu antusias. Dia yang duduk dipangkuanku, bergerak ke kiri dan ke kanan, merengek dan minta berdiri di depanku. Aku panik . Aku minta suamiku untuk mengambil kerupuk dan aku pun menyuapnya. Syukurlah dia tidak merengek lagi. Kami pun bernyanyi dengan riang gembira dari bandara Labuan bajo sampai bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.
Tiba di bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Al pun tertidur. Dia kecapekan bermain di pesawat tadi. Hehe. Turun dari pesawat, kami langsung naik bis maskapai menuju bandara. Kami juga menyempatkan foto selfie untuk mengabadikan moment di Bali. Setelah beberapa menit transit di Bali, kami pun pindah ke pesawat Lion Air menuju Surabaya.
Bersama maskapai Lion Air, dari bandara I Gusti Ngurah Rai menuju bandara Juanda Surabaya
Alhamdulillah perjalanan udara kami menyenangkan. Kami mendarat di Juanda dengan selamat. Tiba di bandara Juanda, kami segera mengambil barang-barang di bagasi. Setelah itu kami keluar dari bandara.
Segera aku telpon Ibuku. Aku kabarkan bahwa rombongan kami sudah di luar bandara. Dari kejauhan, aku melihat ayahku dan pamanku, “Paklek To”. Aku pun segera memeluk Ayahku dan Pamanku. Aku kangen Ayah. “ Aku kangen Pak”  wes rong tahun ora pethukan” dalam bahasa jawa aku sampaikan rasa kangenku yang begitu mendalam kepada ayahku dan pamanku. Tak terasa air mataku mengalir begitu bertemu dengan mereka. “Al” yang mulanya digendong oleh suamiku, ia langsung digendong oleh ayahku. “Ini mbah kung le” kata ayahku dalam bahasa jawa. Tak lama kemudian, rombongan ibuku dan keluargaku datang. Iya mereka keluargaku tercinta. Mak sayang aku kangen.... Aku melihat ibuku begitu bahagia ketika aku datang. Aku pun memeluknya. Aku tak kuasa menahan air mata ini. Di sana ada juga nenekku “ Mbah Mirah, Bek Pat, Bella, Mbahne Bagus, Dhe Tum, Elly, Dek NI, Prita, dan Gok Cip. Setelah melepas kangen, kami pun segera ke mobil untuk pulang ke Jombang. Aini ikut bersama kami. ASedangkan Selviani dijemput oleh kakaknya, yaitu Alwi. Mereka nik motor ke rumah Paman Zakaria di Surabaya. Tepat pukul tiga, kami menuju Jombang.
Saat itu adalah bulan puasa ramadhan,
Tiba di pasar ploso, kami menyempatkan diri untuk belanja takjil di dalam terminal ploso. Wah rame sekali. Aku pun memborong es campur, pentol dan juga buah salak. Kami pun masuk ke mobil dan menuju rumah. Mbahne Bagus turun di Kunden, De Tum juga turun di Ngepung. Sedangkan kami semua turun di depan rumahku, Tales. Sampai di rumah, semua keluargaku menjengukku. Aku merasa sangat senang bisa kembali bertemu dengan mereka.
Hari demi hari telah kami lalui, tibalah saatnya menuju hari kemenangan setelah satu bulan berpuasa. Satu syawal tiba. Hari Raya Idul Fitri yang kami nantikan telah datang. Pagi-pagi sekali, kami mandi dan wudlu lalu bergegas menuju masjid An-Nur untuk menunaikan ibadah shalat Idul Fitri. Aku, adikku, sepupuku”Nadia”, suamiku dan ayahku menuju masjid. Sedangkan Ibuku dan Al di rumah. Ibu menyiapkan makanan untuk kami.
Ya Allah, sungguh luar biasa nikmat ramadhan tahun duaribu tujuh belas ini. Engkau izinkan hambamu ini untuk bertemu dengan keluarga tercinta di Jombang. Ya Allah, panjangkanlah umur kami, berkahilah segala usaha kami, lancarkanlah rejeki kami ya Allah. Semoga ramadhan tahun depan kami bisa bertemu lagi dalam keadaan sehat walafiat. Aamiin. Ya Robbal Aalaamiin.

Jombang, Juli 2017
Penulis

Santi











Tidak ada komentar:

Posting Komentar