“ See You Java and Welcome to Flores “
by:
Santi, S.Pd, Gr
Jombang,
Jawa Timur adalah kota kelahiran saya. Kota di mana saya dibesarkan oleh ayah
dan bunda tercinta bersama adik kesayangan saya. Dua puluh enam tahun lamanya saya
dibesarkan, dididik, dan dibimbing hingga menempuh gelar Gr (guru profesi)
seperti sekarang ini. Terima kasih Bunda, terima kasih Ayah, terima kasih adik
kesayanganku, Pakdhe Budhe, Paklek Bulek, Kakek Nenek, kakak dan adik sepupu,
serta keponakan yang selalu mendukung saya. Di hari yang berbahagia itu, Minggu
26 Juli 2015 ayah telah menikahkan saya dengan sang Pangeran Flores yang kini
menjadi suami saya, Mas Abu Hurairah M.Sundi. Tanggung jawab untuk mendidik dan
membimbing saya kini telah ayah dan bunda berikan kepada suami saya. Semoga
kami menjadi pasangan suami istri yang sakinah, mawaddah dan warrahmah. Aamiin.
Bunda,
Ayah, Beb (panggilan untuk adik kesayangan saya), seminggu sudah saya dan suami
di rumah pasca kami menikah. Dan hari ini Minggu, 2 Agustus 2015 saatnya saya berangkat
ke rumah suami saya, Manggarai Barat, Flores, NTT. Berat rasanya saya harus
meninggalkan bunda, ayah dan beb untuk tinggal bersama suami. Tetapi, inilah
hidup. Tidak ada sesuatu yang datar. Pasti ada tantangan bagi seorang hamba
yang ingin derajatnya ditinggikan. Kita sama-sama berdoa semoga panjang umur
dan lancar rejeki . Yakinlah Bunda, Ayah, Beb, insya Allah kami akan selalu pesiar
ke Jawa setiap tahunnya.
Saya
selalu ingat di hari itu Bunda, Ayah, Beb sayang,
Minggu,
2 Agustus 2015, dini hari, Bunda membangunkan saya. Bunda menyuruh saya untuk
mempersiapkan segala keperluan seperti koper dll yang akan dibawa ke Flores.
Alhamdulillah malam tadi, saya sudah merampungkannya sehingga hari ini saya dan
suami tinggal bersiap-siap berangkat saja. Pagi itu kita sarapan nasi jagung,
gimbal klothok, dan sambal yang BUnda beli dari Mbak Narti (Mama Ika). Walaupun
nasinya murah (Rp 3.000), tetapi rasanya mantap sekali. Saya suka. Tak lama
kemudian, mobil Elef yang dikendarai Gok No telah siap menjemput. Mobilnya
sarat dengan keluarga saya. Nenek Samirah, Dhe Ni, Mbak Titin ,Ega, Dhek Evi,
Elly, Dhe Nik, Mas Roni, Dhek Ni, Prita, Icha, Lek Tati, Mbak Wahyu, Lek Mi,
ditambah saya, Mas Abu, Beb, Bunda dan Ayah. Walaupun Pakdhe Mul tidak bisa
ikut karena mau cari barang dagangan. Tetapi tidak apa-apa, Pakdhe Mul selalu
mendoakan saya dan mensupport saya.
Sekitar
pukul 08.30 WIB, kami sampai di bandara Juanda, Surabaya. Setelah check in,
saya dan suami kembali menemui keluarga saya. Haru biru bercampur sedih tak
dapat diungkakan lagi. Air mata kami jatuh tak tertahankan. Apalagi saat saya
memeluk beb, Ayah, dan Bunda. Ya Allah kuatkan saya. Ayah, Bunda, Beb dan
seluruh keluarga saya tercinta, jaga diri kalian baik-baik ya. Insya Allah saya
akan selalu dijaga oleh suami. Insya Allah saya akan selalu baik-baik saja di
tanah Flores. Insya Allah.
Waktunya
boarding pass, kami harus segera menuju pesawat. Sampai jumpa lagi Bunda, Ayah,
Beb dan semuanya. Assalamualaikum.
Dua
jam perjalanan udara, Alhamdulillah kami sudah sampai di bandara Ngurah Rai,
Bali tepat pukul 12.00. Alunan musik gamelan, menandakan ciri khas budaya Bali
yang begitu anggun dan damai. Selamat datang di Pulau Dewata yang indah permai.
Di sini, kami transit selama dua jam. Lumayan lama dan perut pun sudah mulai
mengalunkan musick keroncong. Kami singgah untuk makan bakso dan air mineral
ditambah nasi jagung yang kami bawa dari rumah tadi. Alhamdulillah badan
menjadi fit kembali dan kami pun siap untuk mengudara menuju Flores. Tepat pukul
14.00 WITA, kami mengudara.
Perjalanan
satu jam lumayan singkat. Tepat pukul 15.00 WITA, kami sampai di Bandara
Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat. Setelah mengambil barang-barang dari
bagasi, kami segera menuju pintu keluar bandara. Takjub sekali. Kami telah disambut
oleh keluarga dari Flores. Keluarga besar suami saya. Ipar-ipar dengan wajah
yang sumringah mengulurkan tangannnya untuk memeluk saya. Subhanallah., saya
senang. Tak lupa kami sempatkan foto selfie bersama mereka. Kami pun naik mobil
menuju Marombok ke rumah Bapak Tua (Pakdhe).
Marombok
nama desanya. Di sana ada rumah Bapak Tua (kakak sepupunya almarhum Bapak
Mertua saya). Sekitar pukul 16.00 WITA, kami sampai di Marombok. Istirahat
semalam di sana. Luar biasa sekali sambutan mereka kepada kami yang baru datang
dari Jawa. Di malam hari, ada acara syukuran. Hidangan pun telah mereka
siapkan. Seluruh keluarga besar berkumpul, mengucapkan selamat datang dan dilanjutkan
makan bersama. Terima kasih keluarga Bapak Tua. Semoga Allah membalas kebaikan
kalian.
Sore
harinya, Senin, 3 Agustus 2015, saatnya kami berpamitan dengan keluarga Bapak
Tua di Marombok. Kami akan melanjutkan perjalanan satu setengah jam ke kampung
halaman suami. Sempat saya mabok darat berkali-kali karena masuk angin. Tapi
tak mengapa, demi menuju rumah suami, insya Allah saya kuat menempuh perjalanan
darat ini. Tepat pukul 17.30 WITA, kami sampai di depan rumah. Kami segera
menuju depan rumah untuk acara Wedi Ruha (upacara injak telur sebelum memasuki
rumah suami). Ini adalah acara adat masyarakat Manggarai ketika seorang istri
memasuki rumah sang suami untuk pertama kalinya. Upacara ini dimaksudkan agar
pasangan suami istri terhindar dari bahaya. Memasuki rumah, kami disambut oleh
keluarga besar suami saya. Kami sungkeman dengan seluruh keluarga besar. Tangis
dan haru bercampur jadi satu. Mereka senang, kami berduia sudah datang dengan
selamat. Acara dilanjutkan dengan makan bersama keluarga besar. Kata-kata khas
yang saya dapat saat itu adalah “Mai cee ite rung” yang berarti selamat datang”
untuk menyambut tamu yang baru datang.
Seminggu
kemudian, Sabtu 8 Agustus 2015 digelarlah acara syukuran (resepsi
kecil-kecilan) kedatangan kami dari Jawa dengan mengundang masyarakat se-desa.
Acara digelar seusai sholat Isyak. Alhamdulillah acara berlangsung lancar.
Terima kasih saya ucapkan kepada keluarga besar tercinta yang mengadakan acara
penyambutan ini. Sederhana tetapi bermakna dan luar biasa.
Watu Lendo, 9 April 2016
Penulis
Santi, S.Pd, Gr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar