Minggu, 24 April 2016

PESIAR KE PULAU RINCHA



PESIAR KE PULAU RINCHA
“ LOH BUAYA” 18 OKTOBER 2015
Oleh: Santi, S.Pd, Gr.

Ketika pikiran sumpek, penat dan jenuh ada hal yang perlu dilakukan yakni piknik atau istilah lainnya adalah pesiar. Pesiar pun tak harus jauh, yang penting bisa fresh lagi.
Sebenarnya aku tidak hobi pesiar. Tapi, mungkin kali ini adalah rejeki karena pesiarnya ke tempat yang belum aku lihat sebelumnya dan gratis pula. Siapa yang tidak senang coba. Hehehe..
Hari itu, Minggu 18 Oktober 2015. Aku, suami, dan adik ipar diajak pesiar gratis oleh keluarga Bapak Tua di Marombok karena kebetulan besan beliau datang dari Subang Jawa Barat. Lagi pula, salah satu anak Bapak Tua, yakni Bapak Yono adalah salah satu petugas di Pulau Rincha. Yups. Oleh karena itu, kami diajak pesiar gratis ke Pulau Rincha untuk melihat komodo.
Siang hari, sekitar pukul 11.00 WITA, rombongan kami berangkat dari Marombok naik oto carry-nya Bapak Anggun. kami berangkat dengan suka cita dan membawa bekal makanan berupa nasi di termos, ikan, mangga muda, garam, makanan ringan , dan juga aqua gelas sebagai penghilang lapar dan dahaga saat kami sampai di Pulau Rincha nanti. Bismillah. Kami berangkat.... Meluncur ke Labuan Bajo.
Tak lama kemudian, sekitar dua puluh menitan, kami pun tiba di Labuan Bajo. kami segera naik speed boat yang sudah disewa sebelumnya. Sekitar satu juta biaya sewanya PP dari Labuan Bajo-Pulau Rincha-Labuan Bajo. Meluncur... Petualangan di Pulau Rincha pun dimulai.
Pulau Rincha jaraknya dua setengah jam jika ditempuh dengan perjalanan laut dari Labuan Bajo. Di sepanjang perjalanan, kita akan dimanjakan dengan birunya air laut, gunung-gunung yang indah dan menjulang di sebelah kiri dan kanan speed boat kita, begitu juga dengan burung-burung yang terbang di atas awan. Sungguh indah bentang alam ciptaan Tuhan. Ada juga pemukiman penduduk yang berbentuk rumah panggung di tepi laut. Bagi teman-teman yang khawatir mabok laut, bisa minum obat anti mabok agar perjalanan ke Pulau Rincha tidak terganggu.
Sampai di depan Pulau Rincha, kita akan melihat banyak speed boat atau kapal-kapal yang berlabuh baik kapal domestic maupun manca negara. Mereka juga termasuk rombongan yang ingi melihat komodo. Kebanyakan kapal mancangegara adalah dari Jerman. Asyik juga ngobrol dengan mereka dengan bahasa Inggris.
“Loh Buaya” Tulisan di Gerbang masuk ke Pulau Rincha
Setelah memasuki gerbang bertuliskan “Loh Buaya”, kita akan berjalan sekitar beberapa meter untuk sampai ke Gerbang dengan Patung Komodo sepanjang tiga meter. Dari situ, kita sudah dekat ke loket tiket masuk. Sebelum melihat komodo, kita diwajibkan untuk membeli tiket masuk di Loh Buaya Official Ticketing. Kita harus berada dalam trail/rombongan, tidak boleh saling berpencar dan harus menyewa paling tidak dua guide atau penjaga untuk mengawasi rombongan kita dari depan dan belakang. Memasuki kawasan Loh Buaya, guide akan memberikan pilihan kepada kita apakah kita akan melewati short track (lintasan pendek )atau long track (lintasan panjang).
Di awal perjalanan, kita akan melihat sekawanan komodo yang tengah beristirahat di bawah rumah panggung (dapur) petugas Loh Buaya. Komodo berada dalam kawanan sekitar sepuluh sampai sebelas ekor. Kita juga bisa foto di depan komodo atas pengawasan guide. Kita juga harus berhati-hati di sana karena komodo memiliki daya penciuman yang sangat tajam. Dihimbau agar para pengunjung tidak berisik, sepatu atau alas kaki diangkat ketika berjalan, bagi wanita yang sedang haid diimbau untuk selalu berada di dalam rombongan dan tidak berpencar. Selain itu, komodo juga sangat peka dengan warna merah. Jadi, pengunjung dilarang untuk memakai baju cerah seperti merah karena warna merah menyerupai darah.
Setelah itu, guide akan mengajak kita ke sarang komodo di mana para komodo bersarang di atas tanah yang mereka lubangi. Selanjutnya kita akan naik bukit yang lumayan tinggi untuk dapat melihat pulau Rincha dari atas. Sebaiknya kita membawa bekal air mineral agar tidak dehidrasi saat memuncak yang lumayan melelahkan di tengah teriknya matahari yang menyengat. Perjalanan memuncak bukit yang melelahkan terbayarkan saat kita berada di atas bukit. Wow. Subhanallah. Sungguh indah dan luar biasa. Tampak di belakang kita menyerupai danau biru yang diapit teluk. Abadikan moment kita saat di atas bukit dengan foto bersama.
Menuruni bukit, kaki sudah lumayan lelah. Kita bisa istirahat sejenak di gazebo kecil sebelum kembali ke speed boat untuk pulang ke rumah.
Sungguh luar biasa petualangan ke Pulau Rincha
Marilah pesiar ke sini
Ada sejuta pesona yang perlu kita saksikan
Sampai Jumpa di petualangan berikutnya J

Watu Lendo, 18 Oktober 2015
Penulis

Santi, S.Pd, Gr

ADAT PERNIKAHAN MANGGARAI



ADAT PERNIKAHAN MANGGARAI
Oleh: Santi, S.Pd, Gr.

Acara pernikahan adalah acara sakral bagi setiap orang dalam hidupnya. Agaknya, adat pernikahan di Jawa nampak berbeda dengan adat pernikahan di Manggarai. Setelah menghadiri ke-sekian kali acara pernikahan di Manggarai, saya merasakan ada sesuatu yang unik dan menarik.
Antara Woe dan Iname
Woe adalah sebutan untuk keluarga mempelai pria yang akan melangsungkan acara pernikahan bagi masyarakat Manggarai. Sedangkan iname adalah sebutan untuk keluarga mempelai wanita. Sebelum acara pernikahan digelar, antara woe dan iname telah melakukan kesepakatan tentang berapa besar mas kawin atau biaya pernikahan yang dikeluarkan. Sejak acara peminangan/khitbah/tuken baru (bahasa Manggarai), pihak woe-lah yang membayar biaya makan atau acara. Besar biaya pernikahan bergantung pada tawar menawar antara woe dan iname. Inilah yang disebut dengan istilah belis.  Besar belis juga bergantung pada tingkat pendidikan mempelai wanita. Semakin tinggi tingkat pendidikannya semakin tinggi pula harga tawar belisnya. Entah berupa hewan ternak seperti kerbau, beras, ataupun uang. Dalam adat Manggarai, pihak iname juga diwajibkan membawa loce (tikar kecil) ataupun lipa (jarik) yang dibawa ke pihak woe dan nantinya akan ditotal untuk dibayar pihak woe. Uang dari pihak woe akan dibagikan ke keluarga iname yang hadir dalam acara pernikahan nantiya.
Ketika acara pernikahan berlangsung di rumah keluarga iname,
Seusai akad nikah dan resepsi pernikahan, kedua mempelai masuk rumah dan sungkeman kepada seluruh keluarga iname. Uniknya, setiap melewati sebuah pintu, mempelai wanita akan diberi uang saku hingga ke pintu terakhir dan menghampiri keluarga iname untuk sungkeman. Tangis dan haru biru terjadi sampai ke ulu hati. Seusai sungkeman, kedua mempelai menuju ke kamar pengantin untuk diberi wejangan dan uang saku oleh seorang petua adat.
Keesokan harinya, saatnya keluarga iname mengantarkan sang istri ke rumah suaminya,
Di rumah sang suami (keluarga woe), keluarga iname dijamu dengan sangat hormat dan diwajibkan menginap entah semalam atau dua malam tergantung konsep acaranya.  Semua biaya jamuan makan ditanggung oleh keluarga woe. Esok harinya keluarga iname berpamitan pulang.
Selamat menempuh hidup baru. Semoga menjadi pasangan suami istri yang sakinah mawaddah warrahmah. Aamiin.

Watu Lendo, 6 September 2015
Penulis

Santi, S.Pd, Gr

PERINGATAN HARI ULANG TAHUN REPUBLIK INDONESIA KE-70



PERINGATAN HARI ULANG TAHUN REPUBLIK INDONESIA KE-70
DI KECAMATAN LEMBOR MANGGARAI BARAT NTT
Oleh: Santi, S.Pd, Gr.

Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Mer-de-ka sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih dikandung badan
Kita tetap setia, tetap setia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia, tetap setia
Membela negara kita

Tetesan air mata tak terasa saat aku mendengar apalagi menyanyikan lagu kemerdekaan itu. Begitu cinta dengan tanah airku Indonesia. Aku bangga menjadi anak Indonesia.
Tujuh belas Agustus tahun empat lima adalah hari kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan. Sejak saat itu, Indonesia secara sah menjadi negara yang merdeka. Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke-70 kali ini agaknya berbeda dari tahun-tahun sebelumnya bagiku. Dua tahun yang lalu, aku memperingati HUT RI ke-68 di tanah pengabdian SM-3T yakni di Desa Gemeh Kecamatan Gemeh Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara. Sedangkan setahun yang lalu, aku memperingatiu HUT RI-ke 69 di tempat PPL PPG SM-3T LPTK Unesa tepatnya di SMPN 34 Surabaya. Dan spesialnya, di tahun ini tahun 2015, aku memperingati HUT RI ke-70 di tanah Flores, kampung halaman suami tercinta yakni di kecamatan Lembor Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jika dilihat dip eta Indonesia, Kabupaten Manggarai Barat terletak di Pulau Flores dari tiga pulau besar lain di provinsi NTT yakni pulau Sumba dan Pulau Timor.
Ada hal yang spesial dari acara peringatan HUT RI ke-70 di kecamatan Lembor. Adalah serial drama yang diperankan oleh siswa-siswi dari Sekolah Dasar yang menceritakan perjuangan seorang pahlawan dari Manggarai yang bernama “Motang Ruah” . Drama dipentaskan dengan begitu all out, apik, dan lincah sehingga seluruh penonton terhipnotis alias terpukau dengan aksi peran pemain drama. Keren kan...
Sampai jumpa di peringatan HUT RI selanjutnya.

Watu Lendo, 17 Agustus 2015
Penulis

Santi, S.Pd, Gr

HUT GERAKAN PRAMUKA KE-54 TAHUN 2015



HUT GERAKAN PRAMUKA KE-54 TAHUN 2015
GERAKAN PRAMUKA KWARTIR RANTING LEMBOR
Oleh: Santi, S.Pd, Gr.

Tanggal berapakah Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka diperingati? Pertanyyan itu sering terdengar dari kakak Pembina yang dilontarkan kepada anggota pramuka. Ya, tepat sekali, jawabannya adalah gerakan pramuka diperingati setiap tanggal 14 Agustus.
Ada yang spesial pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Gerakan Pramuka ke-54 di kecamatan Lembor ini, tempat di mana saya tinggal sekarang. Tepatnya di Dusun Watu Lendo, Desa Siru, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Acaranya cukup meriah. Lokasi peringatan HUT  Gerakan Pramuka di Kwaran Lembor tepatnya di lapangan Yayasan Islam Jabal Nur. Kompleks yayasan ini meliputi Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Jabal Nur, Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Jabal Nur, dan Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTsS) Jabal Nur dengan bentuk gedung menyerupai letter U. Acara peringatan HUT Gerakan Pramuka yakni berupa perkemahan tiga hari dua malam dari tanggal 12 Agustus-14 Agustus 2015.
Berikut adalah hasil liputan kegiatan saat persami dilaksanakan:
Rabu, 12 Agustus 2015
Tepat pukul 14.05 WITA, tenda panitia telah usai dipasang di depan Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Jabal Nur yakni menghadap ke selatan. Seluruh panitia perkemahan telah berembug untuk menyongsong jalannya acara dari pembukaan sampai penutupan. Pukul 15.00, gladi bersih upacara pembukaan dilaksanakan kemudian disusul acara pembukaan perkemahan pukul 15.30 sampai dengan selesai. Acara perkemahan iani diikuti oleh seluruh sekolah dari tingkat SD/MI sampai SMA/MA se- kecamatan Lembor. Usai acara pembukaan, dilanjutkan acara masak untuk persiapan makan malam dan bersih diri sebagai persiapan shalat Magrib dan Isyak. Shalat Magrib dan Isyak dilaksanakan secara berjamaah di Mushala Madrasah Aliyah Swasta Jabal Nur dengan penuh khusuk. Usai makan malam, acara dilanjutkan dengan pentas seni atau pensi di lapangan Yayasan Islam Jabal Nur. Seluruh anggota pramuka duduk santai mengelilingi api unggun dan menyaksikan ramainya pensi dari masing-masing tenda. Pukul 22.00 acara pensi selesai dan dilanjutkan mendayung ke pulau kapuk. Semoga mimpi indah. J J J
Esok harinya,
Kamis, 13 Agustus 2015
Seusai shalat jamaah di mushala MAS Jabal Nur, seluruh anggota pramuka beserta kakak Pembina mengikuti kegiatan Senam Kesehatan Jasmani (SKJ) di lapangan. Keringat bercucuran tanda jiwa raga ini sehat walafiat. Capek tapi segar itulah yang dirasakan. Usai SKJ, adalah bersih diri kemudian disusul acara lomba-lomba yang telah terjadwal rapi oleh panitia lomba. Di sore hari, pukul 15.34 ada lomba masak dari bahan lokal. Seluruh peserta lomba sangat antusias dengan masakan atau hidangan makanan ringan yang telah mereka persiapkan. Memasuki ruang lomba, wauu... terkejut sekali saya sebagai dewan juri lomba masak. Masakan peserta begitu enak-enak dan menggoyang lidah. Ada klepon, gethuk, kolak kacang ijo, ketela yang digoreng mirip crispy dan lain-lain masih banyak lagi. Pokoknya mantap deh. Tereng....saatnya mengumumkan hasil lomba masak. Muridku dari MTs Jabal Nur mendapat juara 2. Wah senangnya sebagai kakak Pembina juga ikut bangga. Malam harinya, sekitar pukul 20.00 api unggun telah dinyalakan, suasana yang hening dan dingin sontak berubah seketika menjadi hangat dan gegap gempita. Seperti biasa, seluruh anggota pramuka telah duduk santai mengelilingi api unggun untuk menyaksikan pensi dari masing-masing tenda. Ada yang menampilkan tarian daerah NTT, drama lokal dan modern, joget dan juga puisi. Dari MTs Jabal Nur ada tampilan drama yang berjudul “Say No to Drugs”. Dramanya keren karena anak-anak all out dalam berperan. Sip deh. Kakak bangga dengan kalian. Jempol. Usai pensi, ada joget penguin untuk mengusir sedikit penat. Wow... jangan salah, antara kakak Pembina dan anggota pramuka kompak banget joget penguin. Seru deh. Hari sudah malam, waktunya mendayung ke pulau kapuk. sampai jumpa besok ya...!
Jumat, 14 Agustus, 2015
Ya, tak terasa hari ini adalah hari terakhir perkemahan tiga hari dua malam untuk memeriahkan HUT Pramuka ke-54 di kecamatan Lembor. Acara hari ini cukup singkat yakni penyerahan hadiah terhadap para pemenang lomba dan juga penutupan perkemahan. Alhamdulillah MTs. Jabal Nur juga mendapatkan juara. Usai penyerahan hadiah, ada hiburan tari-tarian khas NTT diantaranya adalah tari becang, tari SS, dan lain-lain.
Tereng.... tiba saatnya untuk acara penutupan perkemahan. Tepat pukul 15.00 acara penutupan dilaksanakan sekaligus dengan bongkar tenda.
Lelah tetapi senang itu yang dirasa
Begitu merindukan saat-saat acara seperti ini
Rindu dengan kebersamaan kalian
Semoga kita berjumpa lagi
di HUT Gerakan Pramuka Tahun Depan
Aamiin
Salam Pramuka!

Watu Lendo, 14 Agustus 2015
Penulis

Santi, S.Pd, Gr