Kasih
Ibu kepada Beta
oleh: Santi, S.Pd, Gr
Mak’e adalah sebuah panggilan
sayang untuk ibundaku tercinta. Mak’e telah menungguiku selama dua bulan di
Flores setelah aku melahirkan anak pertamaku “ Albirth M.Sundi” terhitung mulai
15 Mei-18 Juli 2016. Terima kasih mak sayang. I love you full.
Jauh hari sebelum aku
melahirkan, mak’e telah membeli tiket pesawat Surabaya-Labuan Bajo untuk tiga
orang yakni saat suamiku menjemput mak’e ke Jombang (tiket Labuan-Bajo-Surabaya,
6 Mei 2016) dan saat mak’e dan suamiku datang ke Flores (Surabaya-Labuan Bajo,
15 Mei 2016). Menurutku dan suamiku, jadwal tiket itu sudah tepat karena bidan
di puskesmas Wae Nakeng memperkirakan HPL anakku ( Hari Perkiraan Lahir) adalah
tanggal 25 Mei 2016.
Perkiraan bidan tentang HPL kadang
tepat, kadang lebih cepat dan kadang juga lebih lambat. HPL anakku ternyata
lebih cepat (baca: maju) dua puluh dua hari. Al lahir tanggal 3 Mei 2016. Setelah
kami pulang dari Puskesmas Wae Nakeng tanggal 5 Mei 2016 itu, sore harinya
suamiku berangkat ke Labuan Bajo diantar kakak iparku (Bapak Arib) dengan
motor. Saat itu Al berusia tiga hari. Suamiku memilih naik motor karena dia
takut mabuk darat kalau naik taksi ke Labuan Bajo. Sayangnya saat itu hujan
deras. Sempat motornya jatuh, tetapi Alhamdulillah suamiku dan kakak iparku
luka ringan saja dibagian kaki. Suamiku menginap semalam di Labuan (di rumah
Pak Bahun, tempak Adek Ila tinggal di Labuan) karena jadwal penerbangan adalah
keesokan harinya yakni 6 Mei 2016 pukul 7 pagi. Save flight.
Setiba di bandara Juanda
(Terminal 1), suamiku dijemput teman akrab kami (Mas Didin) dengan motor
kesayangannya. Mas Didin begitu baik. Dia mengantar suamiku sampai di rumahku
(baca: Jombang). Mereka tiba di Jombang sekitar pukul 18.00 WIB. Alhamdulillah
mereka sampai Jombang dengan selamat. Thank you Mas Didin. Usai makan nasi
goreng dan the hangat, Mas Didin berpamitan pulang ke rumahnya (baca: Jogoroto
Jombang).
Suamiku di Jombang sekitar
Sembilan hari. Bagiku Sembilan hari itu wajtu yang lama untuk menunggu kedatangan
suamiku dan mak’e ke Flores. Di rumah Flores, aku dirawat Ibu mertua dan juga
kakak dan adik ipar serta keponakan-keponakanku yang baik. Mereka menganggapku
sebagai anak/adik/dan atau bibi mereka sendiri.
Hari itu hari bahagia Mak,
Lima belas Mei 2016 adalah
saat-saat yang aku tunggu-tunggu. Pukul 01.00 dini hari rombongan satu elef
mak’e sekeluarga mengantar mak’e dan suamiku ke bandara Juanda Surabaya
(Terminal 1). Rute yang dilalui adalah Juanda Surabaya-Ngurah Rai Bali-Komodo
Labuan Bajo. Setiba di bandara Komodo Labuan Bajo, mak’e dan suamiku naik
travel selama dua jam untuk sampai di rumah Flores (baca: Watu Lendo, Siru,
Manggarai barat, Flores, NTT).
Dug... dug... dug... terdengar
suara motor parker di depan rumahku. Ternyata itu adalah motor Bapak Aje dan
Bapak Arib yang membonceng mak’e dan suamiku. “Assalamualaikum” sapa mak’e dari
depan pintu rumahku. Aku yang sedang berada di dipan tempat tidur Ibu mertua
(menjaga Al sedang tidur), segera menuju depan pintu dan memeluk mak’e dengan
erat. Mak’e... aku kangen. “Oalah nduk nduk,... kowe dadi angen-angenane Mak’e
ae nduk nduk.” Aku memeluk mak’e dengan erat. Aku kangen mak’e karena sudah
setahun belum bertemu semenjak aku tinggal di Flores bersama suamiku.
Aku dan seluruh keluargaku di
Flores menyambut kedatangan mak’e dan suamiku dengan penuh suka cita dan tangis
bahagia. Kami masak opor ayam untuk dimakan bersama sebagai wujud rasa syukur
atas kedatangan mak’e dan suamiku ke Flores dengan selamat. Saat mak’e ke sini
Al berusia dua belas hari. Mak’e sangat senang bertemu aku dan cucu pertamanya.
Begitu juga dengan aku. Aku sangat senang bertemu Mak’e.
Selama dua bulan lebih tiga
hari di Flores, mak’e mengajariku berbagai hal berkenaan dengan merawat bayi
mulai dari memandikan bayi sampai tetek mbengek yang lain hingga mengatur waktu
antara waktu makan dan menyusui bayi agar tidak keteteran. Thank you Mak’e.
Tak terasa hari begitu cepat
berlalu. Idul Fitri (tanggal 6 Juli 2016) dan acara akikah Al (11 Juli 2016)
pun sudah selesai digelar. Tinggal menghitung hari saja Mak’e akan pulang ke
Jombang.
Senin itu hari yang membuat
air mataku berderai Mak’e...
Delapan belas Juli dua ribu
enam belas. Hari dimana mak’e pulang ke Jombang diantar suamiku dengan naik
pesawat. Pagi-pagi betul sekitar pukul 4 subuh, Mak’e sudah bangun, mandi,
shalat subuh dan mencuci popoknya Al serta menjemurnya di halaman depan rumah. Rupanya
Mak’e sangat girang dan senang karena hari itu mak’e akan pulang ke Jombang
untuk bertemu bapak, Beb sayang, nenek serta semua keluarga besar kita di
Jombang. Ibu mertuaku juga sejak Subuh itu sudah bangun untuk menyiapkan
sarapan pagi. Seusai sarapan pagi, kami makan kue cucur dan the hangat kemudian
menunggu travbel datang di ruang tamu. Tepat pukul 07.26 om Arsen travel telah
datang.Mak’e dan suamiku pun berpamitan pada kami semua di sini. Semoga selamat
sampai Jombang mak’e. Aamiin.
Dua jam perjalanan travel
Lembor-Labuan Bajo. Sekitar pukul 09.30 mak’e dan suamiku sampai di Labuan
(rumah Pak Bahun, tempat dek Ila tinggal). Mereka istirahat sejenak di sana
sebelum pergi ke bandara Komodo. Usai makan siang sekitar pukul 14.00 WITAdek
Ila dan keponakan mengantar mak’e dan suamiku ke bandara dengan motor. Jaraknya
cukup dekat sekitar lima menit saja dengan motor. Seharusnya jadwal boarding
adalah pukul 15.00 WITA, namun keberangkatan ditunda sekitar dua setengah jam.
Tepat pukul 17.30 pesawat Nam Air dengan tujuan Labuan Bajo-Bali meluncur.
Bismillah. Save Flight.
Sampai di bandara Ngurah Rai
Bali, mak’e dan suamiku cepat-cepat chek in lagi karena mereka ganti pesawat
yaitu Lion Air. Sempat juga ada orang Makassar bilang kalau barang-barang yang
ditaruh di bagasi Nam Air hilang. mak’e pun panic. Untungnya itu cuma isu saja.
Setelah suamiku meminta bantuan petugas Nam Air untuk mengecek dan memindahkan
barang mereka di bagasi Lion Air, barang di bagasi aman, tidak ada yang hilang
satupun. Barang yang di bagasi itu adalah tas bajunya mak’e dan satu kardus
berisi kue dari dek Ila.
Tepat pukul 21.00 WITA,
pesawat Lion Air tujuan Ngurah Rai Bali ke Juanda Surabaya pun meluncur. Save
Flight ya Allah.
Aku selalu melihat sms di
hapeku tentang kabar terkini dari mak’e dan suamiku. Alhamdulillah hapeku
bordering dan ada telpon dari mak’e kalau mak’e dan suamiku sudah sampai di
bandara Juanda Surabaya (Terminal 1). Usai mengambil barang bagasi, mak’e dan
suamiku bertemu dengan Bapakku Beb Sinta serta rombongan satu elef yang telah
menunggu di depat Departure Gate (pintu kedatangan). Betapa bahagianya
pertemuan itu. Aku bisa merasakannya dari sini Mak’e.
Tangis bahagia untuk pertemuan
yang telah dirindu-rindukan. mak’e begitu bahagis bertemu Bapakku, Beb Sinta
nenek serta seluruh keluarga besarku di Jombang. Bek Pat yang sudah menyiapkan
nasi bungkus dari rumah, pun mengeluarkan nasi bungkus itu dan mengajak semua
rombongan untuk makan malam bersama. Bahagia rasanya. Usai makan malam,
rombongan mengantar suamiku ke terminal 2 karena penerbangan keesokan harinya
adalah dengan pesawat Air Asia.
Pukul 00.15 WIB, Mak’e beserta
rombongan sudah sampai di terminal 2. “Hati-hati di jalan” Semoga selamat
sampai tujuan” kata Mak’e beserta
rombongan kepada suamiku. Mak’e dan rombongan satu elef pun melanjutkan
perjalanan pulang ke Jombang.
Tepat pukul 07.00 suamiku
sudah berada di ruang tunggu. Tak lama kemudian pesawat Air Asia pun datang.
Save Flight for Surabaya-Bali. Pukul 09.30 suamiku sampai di bandara Ngurah
Rai-Bali. Suamiku pun makan nasi bungkus yang dibawakan Bek Pat. Tak lupa
membeli cemilan cokelat dan biscuit. Lapar pun hilang sekejab.
Setelah empat jam transit di
Bali dan tunda keberangkatan satu jam, pesawat Nam Air Bali-Labuan bajo pun
tiba. Tepat pukul 15.00 WITA pesawat meluncur. Save Flight ya Allah. bapak Arib
pun juga sudah menjemput suamiku ke Labuan sejak pukul 14.00 dengan motor. Hati-hati
di jalan ya.
Kami semua menunggumu di
rumah.
Dug... dug... dug. Itu suara
motor suamiku. Tepat pukul 20.00 WITA, suamiku dan Bapak Arib sudah sampai
rumah. kami semua lega. Aku juga mengabarkan kepada Mak’e kalau suamiku sudah
sampai di rumah dengan selamat.
Alhamdulillah.
Mak’e, Pak’e , Beb Sinta
sayang, I miss you so much.
Jaga kesehatan dan baik-baik
selalu beserta seluruh keluarga besar kita.
di Jombang.
I love you.
Watu Lendo, 19 Juli 2016
Anakmu
Santi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar