Rabu, 29 April
2015
“ Kutrima Suratmu”
Sebuah Kado Terindah dan Teromantis di
Ulang Tahunku di Tahun Ini
oleh:
Santi, S.Pd., Gr
Teringat
lirik lagu “Kangen” oleh Dewa 19. Lirik lagu yang menggambarkan isi hatiku saat
menerima surat cintaku yang pertama darimu sang pujaan hatiku, Mas Abu. Kubaca
kata demi kata isi suratmu sayang. Pecah tangisku, haru, dan lbahagia bercampur
jadi satu.
“
Kutrima suratmu ‘Tlah kubaca dan aku mengerti “
“
Betapa merindunya dirimu akan hadirnya diriku “
“
Di dalam hari-harimu bersama lagi “
“
Kau tanyakan padaku kapan aku akan kembali lagi”
“
Katamu kau tak kuasa melawan gejolak di dalam dada”
“
Yang membara menahan rasa”
“
Pertemuan kita nanti”
“
Saat bersama dirimu “
“Semua
kata rindumu semakin membuatku ‘tak berdaya’”
“
Menahan rasa ingin jumpa”
“
Percayalah padaku akupun rindu kamu”
“
Ku akan pulang melepas semua kerinduan”
“
Yang terpendam.....”
“
Kau tuliskan padaku kata cinta yang manis dalam suratmu “
“
Kau katakan padaku”
“
Saat ini kuingin hangat pelukmu dan belai lembut kasihmu “
“
Takkan kulupa slamanya”
“
Saat kau ada di sisiku “
“
Jangan katakan cinta”
“
Menambah beban rasa”
“
Sudah simpan saja sedihmu itu “
“
Ku akan datang.....”
Inilah suratmu yang kau
tuliskan untukku sayang :
Teruntuk
Calon
Istriku di Jombang
Assalamu'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sayang
buatmu wahai pemilik hatiku.
Dalam
kesendirianku, tiada layak kata yang kuucapkan selain puji dan syukur kepada
Allah yang telah memilihkan pasangan hidup terbaik untukku, Insya Allah
Engkaulah orangnya.
Wahai engkau
yang selalu menghiasi taman khayalku!!! Jika hidup ini diibaratkan sebagai
sebuah perjalanan, maka ini adalah perjalanan panjangku, perjalanan panjang
mencari hati, hati yang menyejukkan jiwa, jiwa yang menentramkan batin karena
aku telah dilengkapkan kesempurnaan ini oleh Allah SWT dengan ketentraman hidup
seperti yang digambarkan dalam Qur’an-Nya Ar-Rum Ayat 21.
Calon istriku
yang kusayangi!!!
Sengaja aku
tidak menceritakan tahapan perkenalanku terhadapmu. Aku hanya ingin
menyampaikan perasaanku saat ini, serta rencana ke depan jika insya Allah
engkau memang ditakdirkan sebagai pendamping hidupku.
Ketahuilah
wahai sayangku, dalam setiap rencana dan doaku, tak lupa aku sertakan dirimu.
Sejak
kedua orangtua kita menjalin komunikasi beberapa waktu lalu, mulai saat itu aku
sudah menganggap dirimu bagian dari hidupku terlepas dari seperti apa
pandanganmu terhadap diriku.
Wahai pujaan
hatiku....!!!
Aku tahu Allah
menunda waktu untuk bersama. Allah hanya memberi jeda untuk kita bisa
mempersiapkan segalanya saat tiba kita bersama nanti. Bersama dalam satu hati,
dalam satu ikatan suci, ikatan pernikahan yang menghalalkan kita untuk saling
mencintai dan menyayangi.
Kekasihku....!!!
Mungkin aku tak
dapat menatapmu, menyampaikan rasa cinta ini langsung kepadamu, namun aku
percaya Allah akan senantiasa mencintaimu untukku dalam setiap waktu.
Calon
istriku...!
Aku tak
mengharap banyak darimu. Aku hanya mengharap ketulusan cintamu untukku tanpa
ada paksaan. Semua itu kuyakin akan tumbuh perlahan dalam hati tulusmu. Akan
mekar bagai bunga namun tetap terjaga dan takkan layu oleh mentari maupun hujan
yang setiap saat menerpa.
Calon
istriku...!
Aku terus
menanti saat itu. Aku terus menanti saat yang kita janjikan. Aku terus menanti
saat kita bersanding dan mengucapkan janji suci walimatul’ursy. janji suci yang
lekat dengan tanggung jawab.
Kepada Allah
SWT.,
Aku menanti
saat Engkau merangkulku erat...
Menuntunku
menuju amanah Allah untuk mendampingimu. Menuntunku untuk mencari surge melalui
dirimu.
Hati ini akan
selalu untukmu. akan selalu kujaga untukmu. Kumohon jangan kau nodai ketulusan
ini dengan sesuatu yang bisa kau buat sebagai alasan. Jangan kau hakimi hatiku
dengan sesuatu yang tak pasti.
Duhai calon
istriku...!!!
Mungkin aat
kaubaca isi hatiku ini sama sekali engkau tak terketuk. Mungkin kau
menganggapku berlebihan dengan apa yang aku rasakan. Maafkan aku calon
makmumku. Ini benar-benar isi hatiku saat ini. Bagaimanapun aku berharap...
Allah senantiasa melindungimu. Senantiasa memelukmu.
Dan Insya Allah
Allah akan
membawamu padaku. Saat kau telah siap menerimaku dengan apa adamnya aku. Semoga
Allah membuka jalan kemudahan itu.
Duhai calon
istriku...!!!
Aku belum tentu
menikah dengan orang yang aku cintai. Tapi aku akan mencintai siapapun yang
menikah denganku karena dia adalah Kekasihku Dunia Akhirat.
Ya Allah...
Bila hamba
menjadi pasangan seseorang, izinkanlah hamba menjadi pelindung baginya.
Izinkanlah hamba menjadi pelindung baginya. Izinkanlah wajah hamba sebagai
kesenangan baginya. Izinkanlah setiap perkataan hamba menjadi kesejukan
baginya.
Wahai engkau
pujaan hatiku...
Tak banyak
kalimat yang aku torehkan di kertas putih ini. Aku mencintaimu, menyayangimu.
Mengajakmu hidup berdampingan denganku dalam suatu ikatan pernikahan.
Engkau yang aku
sayangi...
Sebagai penutup
suratku yang perlu engkau pahami...
Pesan moral
dari yang mencintaimu. Jika dalam pernikahan nanti engkau mengharapkan pria
setampan nabi Yusuf, Hartawan seperti arun, maka engkau telah memilih jalan yang
salah.
Engkau yang aku
sayangi...
Jika ini
berguna bagimu, simpanlah ini baik-baik. Namun, jika tak bermakna di matamu,
maka jangan anggap ini dariku. Anggaplah ini sebuah sampah yang tak berguna.
Sekian isi
suratku sayang.
Maaf, aku tak
seromanrtis seperti yang kau bayangkan.
Semoga engkau
kujumpai dalam keadaan sehat wal’afiat, kedua orangtuamu dan beb sinta. Aku
sayang kalian semua. Entah seperti apa ketentuan Allah terhadap kita
kedepannya, kalian sudah aku anggap bagian dari hidupku. Aamiin.
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Yang
mencintaimu
TTD
Abu Hurairah
M.Sundi
Jombang, 25 Mei
2015
dikirim di warnet bonnet kabuh-jombang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar