Senin, 25 Mei 2015

Sebuah Kado Ultah dari Pujaan Hatiku



Rabu, 29 April 2015
“ Kutrima Suratmu”
Sebuah Kado Terindah dan Teromantis di Ulang Tahunku di Tahun Ini
oleh:
Santi, S.Pd., Gr

Teringat lirik lagu “Kangen” oleh Dewa 19. Lirik lagu yang menggambarkan isi hatiku saat menerima surat cintaku yang pertama darimu sang pujaan hatiku, Mas Abu. Kubaca kata demi kata isi suratmu sayang. Pecah tangisku, haru, dan lbahagia bercampur jadi satu.

“ Kutrima suratmu ‘Tlah kubaca dan aku mengerti “
“ Betapa merindunya dirimu akan hadirnya diriku “
“ Di dalam hari-harimu bersama lagi “ 

“ Kau tanyakan padaku kapan aku akan kembali lagi”
“ Katamu kau tak kuasa melawan gejolak di dalam dada”
“ Yang membara menahan rasa”
“ Pertemuan kita nanti”
“ Saat bersama dirimu “ 

“Semua kata rindumu semakin membuatku ‘tak berdaya’”
“ Menahan rasa ingin jumpa”
“ Percayalah padaku akupun rindu kamu”
“ Ku akan pulang melepas semua kerinduan”
“ Yang terpendam.....” 

“ Kau tuliskan padaku kata cinta yang manis dalam suratmu “
“ Kau katakan padaku”
“ Saat ini kuingin hangat pelukmu dan belai lembut kasihmu “
“ Takkan kulupa slamanya”
“ Saat kau ada di sisiku “ 

“ Jangan katakan cinta”
“ Menambah beban rasa”
“ Sudah simpan saja sedihmu itu “
“ Ku akan datang.....”

Inilah suratmu yang kau tuliskan untukku sayang :
Teruntuk
Calon Istriku di Jombang

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sayang buatmu wahai pemilik hatiku.

Dalam kesendirianku, tiada layak kata yang kuucapkan selain puji dan syukur kepada Allah yang telah memilihkan pasangan hidup terbaik untukku, Insya Allah Engkaulah orangnya.
Wahai engkau yang selalu menghiasi taman khayalku!!! Jika hidup ini diibaratkan sebagai sebuah perjalanan, maka ini adalah perjalanan panjangku, perjalanan panjang mencari hati, hati yang menyejukkan jiwa, jiwa yang menentramkan batin karena aku telah dilengkapkan kesempurnaan ini oleh Allah SWT dengan ketentraman hidup seperti yang digambarkan dalam Qur’an-Nya Ar-Rum Ayat 21.

Calon istriku yang kusayangi!!!
Sengaja aku tidak menceritakan tahapan perkenalanku terhadapmu. Aku hanya ingin menyampaikan perasaanku saat ini, serta rencana ke depan jika insya Allah engkau memang ditakdirkan sebagai pendamping hidupku.
Ketahuilah wahai sayangku, dalam setiap rencana dan doaku, tak lupa aku sertakan dirimu.

Sejak kedua orangtua kita menjalin komunikasi beberapa waktu lalu, mulai saat itu aku sudah menganggap dirimu bagian dari hidupku terlepas dari seperti apa pandanganmu terhadap diriku.

Wahai pujaan hatiku....!!!
Aku tahu Allah menunda waktu untuk bersama. Allah hanya memberi jeda untuk kita bisa mempersiapkan segalanya saat tiba kita bersama nanti. Bersama dalam satu hati, dalam satu ikatan suci, ikatan pernikahan yang menghalalkan kita untuk saling mencintai dan menyayangi.

Kekasihku....!!!
Mungkin aku tak dapat menatapmu, menyampaikan rasa cinta ini langsung kepadamu, namun aku percaya Allah akan senantiasa mencintaimu untukku dalam setiap waktu.

Calon istriku...!
Aku tak mengharap banyak darimu. Aku hanya mengharap ketulusan cintamu untukku tanpa ada paksaan. Semua itu kuyakin akan tumbuh perlahan dalam hati tulusmu. Akan mekar bagai bunga namun tetap terjaga dan takkan layu oleh mentari maupun hujan yang setiap saat menerpa.

Calon istriku...!
Aku terus menanti saat itu. Aku terus menanti saat yang kita janjikan. Aku terus menanti saat kita bersanding dan mengucapkan janji suci walimatul’ursy. janji suci yang lekat dengan tanggung jawab. 

Kepada Allah SWT.,
Aku menanti saat Engkau merangkulku erat...
Menuntunku menuju amanah Allah untuk mendampingimu. Menuntunku untuk mencari surge melalui dirimu.
Hati ini akan selalu untukmu. akan selalu kujaga untukmu. Kumohon jangan kau nodai ketulusan ini dengan sesuatu yang bisa kau buat sebagai alasan. Jangan kau hakimi hatiku dengan sesuatu yang tak pasti. 

Duhai calon istriku...!!!
Mungkin aat kaubaca isi hatiku ini sama sekali engkau tak terketuk. Mungkin kau menganggapku berlebihan dengan apa yang aku rasakan. Maafkan aku calon makmumku. Ini benar-benar isi hatiku saat ini. Bagaimanapun aku berharap... Allah senantiasa melindungimu. Senantiasa memelukmu.
Dan Insya Allah
Allah akan membawamu padaku. Saat kau telah siap menerimaku dengan apa adamnya aku. Semoga Allah membuka jalan kemudahan itu.

Duhai calon istriku...!!!
Aku belum tentu menikah dengan orang yang aku cintai. Tapi aku akan mencintai siapapun yang menikah denganku karena dia adalah Kekasihku Dunia Akhirat.

Ya Allah...
Bila hamba menjadi pasangan seseorang, izinkanlah hamba menjadi pelindung baginya. Izinkanlah hamba menjadi pelindung baginya. Izinkanlah wajah hamba sebagai kesenangan baginya. Izinkanlah setiap perkataan hamba menjadi kesejukan baginya.

Wahai engkau pujaan hatiku...
Tak banyak kalimat yang aku torehkan di kertas putih ini. Aku mencintaimu, menyayangimu. Mengajakmu hidup berdampingan denganku dalam suatu ikatan pernikahan. 

Engkau yang aku sayangi...
Sebagai penutup suratku yang perlu engkau pahami...
Pesan moral dari yang mencintaimu. Jika dalam pernikahan nanti engkau mengharapkan pria setampan nabi Yusuf, Hartawan seperti arun, maka engkau telah memilih jalan yang salah.

Engkau yang aku sayangi...
Jika ini berguna bagimu, simpanlah ini baik-baik. Namun, jika tak bermakna di matamu, maka jangan anggap ini dariku. Anggaplah ini sebuah sampah yang tak berguna.

Sekian isi suratku sayang.
Maaf, aku tak seromanrtis seperti yang kau bayangkan.
Semoga engkau kujumpai dalam keadaan sehat wal’afiat, kedua orangtuamu dan beb sinta. Aku sayang kalian semua. Entah seperti apa ketentuan Allah terhadap kita kedepannya, kalian sudah aku anggap bagian dari hidupku. Aamiin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yang mencintaimu
TTD
Abu Hurairah M.Sundi

Jombang, 25 Mei 2015
dikirim di warnet bonnet kabuh-jombang













Tidak ada komentar:

Posting Komentar