“PESONA DI TALAUD“
Bagian I
oleh: Santi
Editor: Luthfiyah
Nurlaela & Anas Ahmadi
1. Perjalanan
Dari Juanda ke Talaud
KAMI
peserta SM-3T Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Angkatan Kedua Penempatan di
Kabupaten Kepulauan Talaud berangkat dari bandara Juanda Surabaya tanggal 11 Oktober
2012 dan kami berjumlah dua puluh Sembilan peserta. Kami boarding sekitar pukul
08.10 WIB dan tiba di Bandara Samratulangi Manado tepat pukul 12.00 WITA. Selanjutnya,
kami segera dijemput oleh mobil menuju Hotel Metropolitan Inn untuk transit di
Manado. Keesokan harinya, tanggal 13 Oktober 2012, kami berangkat ke Kabupaten
Kepulauan Talaud naik pesawat Wings Air
dari Bandara Samratulangi dan tiba di Bandara Melonghuane tepat pukul 13.00.
Kami pun segera menuju kantor Kacabdin Dikpora di Melonghuane untuk serah
terima dengan kepala sekolah masing-masing. Aku ditempatkan di SMP Negeri 2 Essang
di Gemeh dan dijemput oleh bapak Kepala Sekolah yang bernama D.G Lasut. Setelah
acara serah terima selesai, kami berangkat menuju tempat tugas masing-masing. Pukul
15.00, kami berangkat dari Melonghuane menuju Beo. Aku naik oto bersama dua rekanku yang penempatannya
di Kecamatan Gemeh, yaitu Mas Gilang dan Mas Defi. Setelah perjalanan panjang
dan melelahkan di oto (kendaraan
darat di Talaud), pukul 22.00 aku tiba di Gemeh dan aku bertempat tinggal di
rumah bapak Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Essang di Gemeh.
2.
Mabarek
untuk Merayakan Natal dan Tahun Baru
Desa
Gemeh Wantane adalah sebuah desa tempat aku mengabdi. Acara yang paling berkesan di bulan
Desember adalah Mabarek. Mabarek berasal
dari bahasa Talaud (Taroda) yang
artinya berjoget di jalan. Acara ini digunakan untuk merayakan Natal dan Tahun Baru
2013. Acara ini dimulai sejak awal Desember sampai tahun baru. Acaranya diikuti
oleh semua kalangan usia dari anak-anak sampai dewasa. Mabarek dipimpin oleh seseorang yang memandu joget dan diiringi
oleh sound system yang dibawa di
gerobak dorong. Mabarek biasanya
dimulai siang hari sampai tengah malam. Penduduk di sini sangat antusias untuk
mengikuti mabarek karena sebagian
besar penduduknya adalah Kristen. Aku sebagai peserta SM-3T bersama rekan-rekan
seperjuangan yang berada di desa Gemeh, ikut serta meramaikan mabarek. Ini merupakan suatu pengalaman
baru buatku karena di daerah asalku tidak ada acara seperti ini.
3.
Acara
Pohon Terang (Pontrang)
Bulan
Desember adalah bulan yang ditunggu-tunggu oleh sebagian besar penduduk di Desa
Gemeh, Kecamatan Gemeh, Kep. Talaud yang nasrani. Sejak awal Desember, telah
diadakan pohon terang (pontrang) di setiap Kelompok Rumah Tangga (KRT). Dalam
acara pontrang, ada tari lilin yang dibawakan oleh anak-anak atau remaja dan
ada acara menyalakan tujuh lilin di atas kayu salib yang dinyalakan oleh orang
yang berbeda. Di Desa Gemeh ada dua belas KRT dan masing-masing KRT mengadakan
pontrang pada hari yang sama. Jadi pada hari itu Desa Gemeh sangat ramai.
Pontrang tidak hanya diadakan pada KRT, akan tetapi pontrang juga diadakan di
Gereja Sahentimbang Gemeh yang dilakukan berurutan dari pontrang KPKP (kaum
ibu), pontrang kaum pemuda, pontrang remaja dan anak-anak. Puncak acara pontrang
adalah malam kudus, yaitu malam tanggal 25 Desember 2012. Acara dimulai pukul
21.00 dan selesai pukul 00.00. Setelah itu, masyarakat keluar dari gereja dan
menyalakan kembang api secara meriah.
4.
Perayaan
Tahun Baru 2013
Perayaan
Tahun Baru Masehi merupakan acara adat yang dilakukan setiap tahunnya oleh
masyarakat Desa Gemeh. Acara ini dirayakan dengan pesta kembang api dan mabarek keliling lapangan sepak bola Desa
Gemeh. Pada tahun baru kali ini, yaitu tanggal 1 Januari 2013, sejak siang
hari, masyarakat Desa Gemeh sudah memasang tenda sebanyak dua belas sesuai
dengan jumlah Kelompok Rumah Tangga (KRT) yang ada di Desa Gemeh. Tepat pukul
23.00 tanggal 31 Desember 2012, masyarakat, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan
camat Gemeh berbondong-bondong menuju lapangan sepak bola Desa Gemeh untuk
memeriahkan acara. Menjelang pukul 00.00, tokoh adat berdoa untuk menutup tahun
2012 dan membuka tahun baru 2013. Tepat pukul 00.00, kembang api diluncurkan kali
pertama oleh bapak Camat Gemeh dan diikuti oleh masyarakat. Pesta kembang api
berlansung sangat ramai. Setelah pesta kembang api, acara dilanjutkan dengan mabarek mengelilingi lapangan sepak bola
Desa Gemeh sambil diiringi musik mabarek
sampai menjelang pagi atau sekitar pukul 06.00.
5.
Mencari
Sinyal di Bulude
Di
awal tahun baru 2013, hujan deras mengguyur Desa Gemeh setiap harinya. Hujan
deras ini bermula sejak awal semester genap tahun ajaran 2012 / 2013, yaitu sejak
tanggal 7 Januari 2013. Akibatnya, tower sinyal Gemeh yang berada di Desa
Arangkaa mengalami kerusakan atau tepatnya tanggal 8 Januari 2013. Sejak saat
itu, tidak ada sinyal di desa sekitar Gemeh yaitu Taruan, Arangkaa, Gemeh, Taturan
dan Bambung. Alhasil, aku tidak bisa menghubungi keluarga di rumah. Karena
sudah hampir satu minggu tower mengalami kerusakan, akhirnya pada tanggal 15 Januari
2013, aku dan rekan-rekan SM-3T yang berada di Desa Gemeh meminta izin dari
sekolah untuk mencari sinyal di desa sebelah---Bulude, Kecamatan Essang. Kami
naik oto pagi-pagi sekali selama satu
setengah jam. Setiba di sana, kami segera telepon keluarga yang ada di rumah.
Rasa tangis, bahagia, dan haru terluapkan saat itu. Alhamdulillah, tanggal 17
Januari 2013 teknisi dari Jakarta didatangkan, tower di Desa Gemeh sudah
diperbaiki dan aku bisa berkomunikasi lagi dengan keluarga di rumah. Lega
rasanya!
6.
Pergi
ke Beo untuk Sholat Idul Adha
Sholat
Idul Adha tahun 2012 ini agaknya berbeda dengan sholat Idul Adha pada
tahun-tahun sebelumnya bagiku. Betapa tidak, tahun ini, aku berada di tanah
pengabdian yang notabene sebagian besar penduduknya beragama Kristen Protestan
alias Nasrani. Di sini tidak kujumpai masjid untyuk melaksanakan salat. Sehari
menjelang salat Idul Adha, aku bersama rekan-rekan SM-3T pergi ke kota Beo untuk
salat Idul Adha di sana. Kami naik oto
(kendaraan darat) dari Gemeh sekitar pukul 13.00 kami berangkat, untuk mencapai
kota Beo dibutuhkan waktu tempuh selama lima jam. Perjalanan dari Gemeh ke
Sambuara agaknya penuh tantangan, jalannya berlubang dan tidak beraspal. Sebetulnya,
waktu itu kami sedang berpuasa Arafah, kamipun membawa bekal untuk berbuka
puasa. Sementara di kendaraan, kami mengumandangkan takbir bersama.
Allahu akbar! Allahu akbar! Allahu
akbar! Lailahaillahu wallahu akbar allahua akbar walillahilhamdu.
Seketika
pecah tangis haru kami, ingatan kami merujuk pada keluarga masing-masing di
rumah. Alhamdulillah, tepat pukul 18.00, kami mendengar suara azan di kota Beo
dan kamipun segera berbuka puasa di oto.
Aku merasa sangat bersyukur atas nikmat dan karunia ini. Tiba di Beo, rombongan
kami menginap di “Resduk”-Bantik, di rumah kontrakan salah satu rekan SM-3T yang
bertugas di sana. Keesokan harinya, kami bangun pagi dan segera berangkat ke
masjid untuk menunaikan salat Idul Adha berjamaah. Senang rasanya!
7. Seleksi Olimpiade Olahraga Siswa
Nasional (O2SN)
Tibalah
saatnya seleksi Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat SMP
seKecamatan Gemeh yang dilaksanakan pada hari Sabtu 16 Januari 2013 bertempat
di SMP Negeri 2 Essang di Gemeh tempat aku ditugaskan. Seleksi ini meliputi
empat cabang olahraga, yaitu bola voli, catur, bulu tangkis, dan atletik. Pagi-pagi
sekali para atlet sudah bersiap-siap di SMPN 2 Essang baik yang berjalan kaki,
bersepeda motor maupun yang naik truk. Seleksi ini diikuti oleh tiga SMP yang
berada di Kecamatan Gemeh, yaitu SMPN 2 Essang di Gemeh sebagai tuan rumah
penyelenggara, SMPN 3 Essang di Mamahan, dan SMPN 3 Gemeh di Bannada. Akhirnya
sampailah pada hasil seleksi yang menyebutkan bahwa cabang olahraga voli
dimenangkan oleh tim SMPN 3 Gemeh di Bannada, catur dimenangkan oleh Gio dari
SMPN 2 Essang, di Gemeh, Atlet pria dimenangkan oleh Tubagus Maarial dari SMPN
2 Essang di Gemeh, dan atlet putri dimenangkan dari SMPN 3 Gemeh di Bannada. Setelah
seleksi, selanjutnya akan diadakan Training
Center (TC) dimulai dari Desa Mamahan sampai Desa Gemeh. Itu saja catatan
dariku hari ini.
8.
Libur
Paskah Keliling Talaud
Libur
Paskah telah tiba. Kebetulan liburnya agak lama. Mulai sejak 27 Maret 2013
sampai 1 April 2013. Kami peserta SM-3T akan mengikuti program kemasyarakatan
untuk pembuatan papan jalan, papan apotek hidup, dan papan dapur hidup di Desa
Tabang. Kami berempat yaitu aku sendiri, mbak Yunita, mbak Izza, dan mbak Ana
berangkat dari Desa Gemeh sekitar pukul 05.30 naik oto-nya mas Ipan dan tiba di kota Beo pukul 11.00. Kamipun makan
siang sebentar lalu melanjutkan perjalanan ke Tabang naik taksi gelap. Kami
tiba di Tabang sekitar pukul 12.30 di kediaman SDK tempat salah satu rekan SM-3T
yang bertugas di sana. Kegiatan kami di sana adalah mengecat papan jalan, papan
apotek hidup, dan dapur hidup lalu memasangnya. Seusai melaksanakan program di
Tabang, kami melanjutkan perjalanan untuk keliling Pulau Karangkelang. Sabtu
pagi, sekitar pukul 09.00, kami berangkat ke Desa Dapalan naik oto (kendaraan darat) dan sebagian naik pambut (perahu kecil). Aku termasuk
rombongan yang naik oto. Rombongan kami berjumlah empat belas dan semuanya
perempuan. Luar biasa! Kebetulan sungai di Desa Binalang lagi pasang, jadi oto kami berhenti sampai di Binalang.
Kami naik rakit untuk menyeberangi sungai kecil itu. Kemudian berjalan kaki di
terik matahari yang begitu menyengat menuju Desa Riung untuk singgah sebentar
di sana.
Setelah
melepas lelah di Riung, perjalanan kami lanjutkan sekitar pukul 15.00, kami berjalan
lagi ke Desa Dapalan dan menginap di sana karena hari sudah senja. Pagi
harinya, Minggu pukul 06.00, kami berjalan kaki ke Desa Ganalo dan singgah dulu
di Desa Ammat untuk sekedar minum teh. Selanjutnya, kamipun naik rakit untuk
menyeberang dari Desa Ammat ke Desa Ganalo. Jam tangan menunjukkan pukul 09.00,
akhirnya kami tiba di Ganalo. Kami beristirahat dan makan-makan di sana. Lanjut
pukul 14.00, kami berjalan kaki ke Desa Bannada dan harus melewati hutan Desa Lahu
yang naik turun, licin, dan amat melelahkan. Alhamdulillah kami tiba di Bannada
tepat pukul 16.00 dan menginap di Bannada. Keesokan harinya, sekitar pukul 05.00
pagi, kami berangkat naik oto ke Desa
Gemeh. Sementara rekan-rekan yang lain lanjut ke Bulude. Sungguh petualangan
keliling pulau Karangkelang bersama rekan-rekan SM-3T yang sangat mengesankan
dan tidak akan mungkin dapat kulupakan.
9.
Monev
di Bulude
Setelah
pengabdian selama enam bulan atau setengah tahun, peserta SM-3T wajib dimonev.
Monev tahap I dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) untuk peserta SM-3T Kecamatan
Gemeh dan Essang bertempat di Desa Bulude. Monev dilaksanakan pada hari Senin,
8 April 2013 dan dihadiri oleh rektor Unesa, pak Yoyok, pak Sulaeman, bu Luthfi,
dan bu Tri Sakti. Acara monev ini sangat berkesan karena ada acara penyembutan
secara adat, tari adat dengan batok kelapa, tari Salsa, menyanyi lagu Laskar
Pelangi, dan lagu Kami Peduli. Seusai
acara, dilanjutkan ramah tamah dengan makanan khas Talaud seperti lobster,
biak, ikan cakalang dan lain-lain. Kemudian terakhir evaluasi problem-problem
selama di tempat tugas.