![]() |
Pelepasan Peserta SM-3T Unesa Angkatan II sebelum berangkat ke daerah
penempatan Kabupaten Kepulauan Talaud Pasca Psikotes Kepribadian di Unesa Kampus Ketintang
Oktober 2012
|
Program SM-3T
SM-3T
(Sarjana Mendidik di daerah Terdepan Terluar dan Tertinggal) adalah sebuah
program dari Mendikbud (Muhammad Nuh) di mana seorang lulusan S1 sesuai dengan jurusan yang dibutuhkan di daerah 3T dan belum mengajar, bersedia ditempatkan di daerah
3T untuk mengajar di sana (baca mengabdi) selama satu tahun. Unesa (Universitas Negeri Surabaya) adalah salah satu LPTK penyelenggara SM-3T di Indonesia. Untuk itu, sejumlah
lulusan S1 yang memenuhi syarat ketentuan pun berbondong-bondong mendaftar jadi peserta SM-3T di Unesa. Serangkaian proses panjang dilalui. Mulai pendaftaran online dengan menguplode pas foto dan ijazah S1 kemudian dinyatakan lulus
secara administrasi, mengikuti tes online (akademik) di Unesa, menghadiri tes wawancara sambil membawa
berkas-berkas yang diperlukan dan diakhiri dengan psikotes kepribadian di Gedung Gema Unesa. Alhasil, calon peserta SM-3T Unesa dinyatakan lulus sebagai peserta SM-3T Unesa. Termasuk kami peserta SM-3T Unesa yang ditempatkan di Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.
Kab.Kep.Talaud
Daerah penempatan SM-3T Unesa Angkatan II ada 4 yaitu di Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Kepulauan Talaud Sulawesi Utara,
Maluku Barat Daya (MBD) dan Sumba Timur (SUMBIT) Nusa Tenggara Timur. Kebetulan
daerah penempatan saya adalah Kabupaten Kep.Talaud Sulawesi Utara. Anggota kami
berjumlah 30 peserta, namun 1 peserta berangkat terlambat karena mengikuti wisuda
S1di Unesa. Tersisalah kami yang berjumlah 29 untuk berangkat ke Talaud.
![]() | ||||||
Pemberangkatan Peserta SM-3T Unesa Angkatan II ke Kabupaten Kepulauan Talaud Sulawesi Utara bersama Prof.Lutfi, Pak Heru dan Prof.Warsono (11 Oktober 2012) |
"
Juanda dan Talaud
Hari bahagia yang digadang-gadang pun tiba. Kamis 11 Oktober 2012 menjadi saksi tertulis perjalanan peserta SM-3T penempatan Kab.Kep.Talaud Sulawesi Utara. Jauh sebelum mentari menampakkan wajah terangnya di ufuk timur, masing-masing peserta SM-3T sudah berangkat dari daerah asalnya menuju Bandara Juanda Surabaya. Sanak famili, kerabat, sahabat dan teman seperjuangan pun tak lupa menjadi saksi perjalanan mulia kami. Tangis, haru, senang, sedih bercampur jadi satu saat kami berpisah jadi keluarga menuju tempat pengabdian SM-3T. Perjalanan mulia ini harus dan wajib kami lakukan demi menjadi pendidik sejati. Kisah-kisah mengajar di daerah pengabdian nanti akan menjadi catatan unik tersendiri dan takkan terlupakan oleh masing-masing peserta. Catatan yang bisa diceritakan kepada keluarga, sahabat, teman, orang-orang di sekitar, peserta didik, dan juga anak cucu kelak.
Waktu boarding pun tiba. Sampai jumpa di tahun depan keluargaku, sahabatku, dan teman-teman seperjuanganku tersayang. Kalian pasti menanti kisah-kisah mutiaraku di daerah pengabdian. Kan kutorehkan jejak emasku di sana. I love you full. Pukul 08.10 WIB, pesawat Lion Air membawa kami terbang menuju Bandara Samratulangi Manado dan mendarat sempurna pukul 12.00 WITA. Ini kali pertama saya naik pesawat. Rasanya wow, mual, pusing, bahkan mau pingsan. Namun, semua terbayarkan oleh pemandangan indah dan menawan dari atas pesawat. Alhamdulillah.
Manado menantiku
Tiba di bandara Samratulangi Manado, kami segera dijemput oleh deretan mobil menuju Hotel Metropolitan Inn untuk transit di kota Manado. Sembari transit, kami menyempatkan diri untuk pesiar-pesiar di kota indah ini. Kami pun sempat tersesat saat pulang menuju Hotel karena gonta-ganti angkutan umum alias bemo.
Disambut kedondong
Keesokan harinya, 13 Oktober 2014 perjalanan indah pun menanti. Pesawat Wings membawa kami terbang dari Bandara Samratulangi menuju bandara Melonghuane Talaud. Tepat jam 13.00 WITA, kami tiba di sana, Tanah Porodisa. Kami pun disambut pohon kedondong yang berbuah lebat. Tukang bentor yang baik hati mengambilkannya untuk kami. Wow,,, senang sekali rasanya. Rasa haus pun musnah seketika.
Tak berapa lama, beberapa tukang bentor yang sudah ditugaskan oleh Pak Rektor segera mengantar kami menuju Kacabdindikpora (Kantor Cabang Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga) Melonghuane untuk serah terima dengan kepala sekolah masing-masing. Di sana, kami bertemu dengan sejumlah kepala sekolah yang siap menjemput kami untuk mengajar di sekolah mereka. Wajah mereka penuh harap. Tatapan mereka cerah menyambut datangnya seorang pendidik. Kami sampai terharu. Apalagi kami juga menyanyikan lagu" Kami Peduli" sebuah lagu ciptaan Pak Yoyok. Semangat, haru dan tangis pun memuncak bak gunung yang mau meletus.
SMPN 2 Essang
Setelah acara serah terima selesai, masing-masing peserta sibuk menemui kepala sekolah masing-masing. Uniknya, masing-masing kepala sekolah tengah memegang gulungan kertas kecil yang berisi nama salah seorang peserta SM-3T. Ya, gulungan kertas kecil tadi yang membawa saya ke SMP Negeri 2 Essang yang berlokasi di Desa Gemeh Wantane Kecamatan Gemeh. Saya bertemu dan dijemput oleh Bapak D.G. Lasut, Kepala SMPN 2 Essang. Bapak lasut sangat antusias menyambut kedatangan saya. Tepat jam 15.00 WITA, saya bersama 2 teman penempatan kecamatan Gemeh yaitu Mas Gilang dan Mas Defi berangkat menuju Kota Beo naik mobil Avanza. Dari Kota Beo menuju Gemeh, kami beralih naik oto (sebutan kendaraan darat di Talaud). Oto seperti kendaraan L-300 yang dimodifikasi menjadi mobil penumpang sekaligus barang. Perjalanan panjang dan melelahkan pun berhasil kami lalui walaupun perut sempat terkocok di oto karena kondisi jalan yang bergelombang. Jam 22.00 WITA, kami tiba di Gemeh. Mas Defi dan Mas Gilang tinggal di rumah Kepala Sekolah mereka dan saya pun tinggal di rumah kepala sekolah saya, rumah Bapak D.G. Lasut, Kepala SMP Negeri 2 Essang di Gemeh. Berjuta ilmu yang saya miliki siap ditularkan kepada murid-murid baru saya di SMPN 2 Essang di Gemeh. I love you full. Wassalam.
Gemeh, Talaud, Sulawesi Utara.
13 Oktober 2012
Santi, S.Pd.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar